Pages

Ads 468x60px

Jumat, 06 April 2012

Teman Pertama Kuliah

Lo semua pasti penasaran sama teman pertama gue, ato mungkin ga tertarik. Mungkin cerita ini biasa aja, tapi gue sendiri yang nganggap ini agak aneh. Tapi cerita ini indah banget buat diceritain ke temen-temen gue di kampus, haha. Terhitung sejak gue ngetik ni postingan, kejadian itu terjadi kira-kira setengah tahun lebih yang lalu…

Saat itu sedang bulan puasa, dimana kita harus menahan lapar, haus, dan hawa nafsu kita. Kalo elo pernah dengar yang namanya ospek, nah saat itu bertepatan dengan kejadian itu. Bedanya di kampus gue ospek itu disebut matrikulasi. Karena gue kebetulan kesandung, terguling-guling, and stop at fakultas kedokteran, system ospeknya ga kaya yang lo pikirin dan kebanyakan di kampus-kampus lainnya.

Kalo di kampus lain mahasiswa barunya di teriak-teriakin, di kampus gue, ospeknya di ajarin nyanyi. Kalo di kampus lain mabanya pada di jemur kayak cucian, di kampus gue santai duduk di aula yang berace (baca: ber-AC). Kalo di kampus lain pada di botakin, yang gue keselin di kampus gue terjanya juga iya. Pembantaian rambut pun terjadi, hutan jadi tandus, gersang, kita harus reboisasi. Untungnya penggundulan ini tidak terjadi ke daerah-daerah lain yang sensitive, ups. Kalo di kampus lain tatapan mesti lurus ke depan ga jelas apa yang diliatin, di kampus gue tatapan lurus serius ngikutin seminar-seminar yang bermanfaat. Yah begitulah mungkin ga semua kampus lain juga kayak yang gue gambarin, tapi sialnya yang gue bandingin itu terjadi pada saat yang berbeda, ya udahlah Indonesia.

Mungkin hal itu terjadi di saat yang salah, karena saat itu sedang puasa. Jadi pada menahan diri buat marah. Alhamdulillah yah, ahaha. Serangkaian aktivitas pun gue jalani dengan penuh jerih payah. Air peluh yang banyak bertaburan. Gue haus tapi ga bisa minum. Gue lapar tapi ga bisa makan. Gue mau sebenarnya tapi ada kekuatan yang tinggi untuk melarang gue, apa yang sebenarnya terjadi Ya Allah…. Ya iyalah inikan bulan puasa.


Udah selesai dari pagi ampe sore di belenggu. Kami pulang, waktu itu jalan kaki. Ga boleh pake motor katanya. Sampai di rumah, langsung buka baju, nafas bentar. Husssshhh.. ZZzzzz.. Tiba-tiba tidur, karena kecapean. Tapi ibadah ga gue tinggalin, gue mengambil sebilah pedang, eh sehelai sarung + tikar. Gue loncat ngambil peci. Berputar-putar di langit, dan Jrengggg!!! Baju koko tiba-tiba kepasang. Akhirnya gue pergi ke…. Mekkah.


Sampai di langgar, gue melihat sosok pria yang mengerikan. Badannya tinggi, kepalanya gerak-gerak. Bibirnya komat kamit terlihat sedang membacakan jampi-jampi buat membunuh gue. Tatapan laki-laki itu lurus ke lantai karena males liat muka gue yang begitu bersinar. Lalu ia mengayunkan tangannya ke lutut, seakan mempersiapkan kuda-kuda agar serangan itu tepat sasaran. Tiba-tiba….. Dia menjatuhkan dirinya ke lantai…. Dannnn guee………… !!!!!!!!! …sadar bahwa dia sedang shalat.

Begitu lihai gerakan yang diperagakan dia. Lekukan tubuhnya, sangat elastis. Dia seakan gerak pake slow motion. Woww, gue kagum dan tepuk tangan. Tak lupa gue ngukur posisi ruku’nya ternyata pas 90°. Wowww, luar biasa, gue kagum dan orang sebelah gue ikutan tepuk tangan. Dan ketika salam, dia menoleh ke kanan, dan hampa. Kemudian menoleh ke kiri, dannnn… shock. Dia menatap gue, gue menatap dia. Kami saling bertatapan.Gue senyum, dia senyum terus muntah.  Dia ngedekatin gue, gue ngedekatin dia. Kami saling dekat. Semakin dalam dan akhirnya kami berciuman. Whattt theee..?????  Ya gak lah!!

Sampai selesai shalat tharawih, dia ternyata masih menunggu lamaran gue, dia ga pulang. Gue pun nantang sejauh mana pengorbanan dia buat nungguin cinta gue. Gue ga tahan, langsung gue lamar, kamipun akhirnya menikah. Kami punya anak dan hidup bahagia selamanya. (untuk paragraph ini mending ga usah di baca) :)

Sampai selesai shalat tharawih, masih ada sesi tadarusan. Gue biasa kalo di kampung gue, ikut tadarusan di langgar daerah rumah. Kali ini gue harus mengaji di tempat yang berbeda dengan mental yang berbeda pula. Hosshhh. Gue menghela nafas, buat menguatkan niat tuk beribadah kepada-Nya. Hebatkan gue terlihat alim, ahahaha. Aslinya sangat alim (yang tau gue sebenarnya senyum pahit) :)

Akhirnya pertempuran antara suara dia, yang kaya qori dan qoriah yang ahli. Beradu sama petinggi-petinggi agama di situ yang suaranya merdu banget, sumpah. Giliran gue pun di mulai, “Bismillahirr….” Sontak orang-orang dalam langgar kaget, “tadi ada suara cicak kejepit tapi dimana ya” katanya. Gue sabar dan mencoba kembali “…hirrahmannirr..” “Itu cicak kasihan, coba satu orang nyari”, katanya lagi. Gue senyum, pahit, berteriak dan akhirnya bunuh diri.

Usai tadarussan, akhirnya makan kue. Sambil minum teh, kami ngobrol-ngobrol tentang masa depan. “Sedikit ya muda mudi yang masih mau tahan sampai malam-malam begini di langgar ini”, pembuka omongan beliau. Gue pun bahagia, tiba-tiba baju koko gue gede dan terbang ke langit. Sembari menikmati hidangan yang telah disajikan, tanya jawab pun terjadi.  Saling menanyakan masalah identitas asal. Percakapan itu terjadi dalam bahasa banjar. Tenang gue translate kok.

Gue di tanyain ama orang tinggi itu, “where are you?”(darimana kamu)

“Ulun dari Banjarmasin, kebetulan di FK, hehe”, sahut gue. (gue dari Banjarmasin, kebetulan di FK, hehe)

“Jurusan apa?”, he said. “Pendidikan dokter ka”, kata gue merendah.

Gue pun ga malu menanyakan calon kekasih gelap gue tadi tentang identitasnya. Tujuannya supaya ga susah bikin surat nikah dan passport.

“Pian tehnik kah ka?”, mencoba menebak karena badannya gede. (Kaka teknik ya ka )

“Kada, aku gin pendidikan dokter jua, uyuh banar tadi ih pas habis matrikulasi”, sahutnya.( Ga, aku juga pendidikan dokter, capek banget tadi pas habis matrikulasi)

Gue bingung, malu sambil bilang, “Jadi ikammm..?” (Jadi elooo..?)

“Iih, kita seumuran haja. Gasan apa mengiau kaka, ahaha”, dengan wajah tertawa terbahak-bahak, sampai batuk-batuk, terus ketawa lagi. (Iya kita seumuran aja, buat apa manggil kaka, ahaha)

Akhirnya bercakap-cakap, saling memperkenalkan diri. Lo bisa cari nama lengkap gue di sini. Dan dia pun memperkenalkan diri serta namanya. Dia teman pertama kuliah gue, Muhammad Topan Widyanto…………

  

2 komentar: